Ketua Stikper Gunung Sari Makassar, Dr Pius Nalang, M.Kes saat mmberikan sambuatan diacara wisuda sarjana dan ahli madya Stikper dan Akbid Gunung Sari Makassar, Rabu 28 Agustus 2019.
RAKYATBERSATU.COM.– Sebanyak 113 sarjana dan ahli madya yang terdiri dari, 76 sarjana S1 Keperawatan, 11 ahli madya (D3) Keperawatan, dan 26 ahli madya Kebidanan pada Sekolah Tinggi Ilmu Keperawatan (Stikper) dan Akademi Kebidanan (Akbid) Gunung Sari tahun akademik 2018-2019 diwisuda sekaligus diambil sumpahnya, Rabu 28 Agutus 2019, di Hotel Mercure Makassar.
Pelantikan dan penyumpahan dilaksanakan dalam rapat senat terbuka luar biasa yang dipimpin Ketua Senat yang juga Ketua Stikper Gunung Sari, Dr Pius Nalang, M.Kes.
Hadir dalam acara wisuda dan penyumpahan, Anggota Majelis Akreditasi BAN-PT, Prof Dr H Mansyur Ramly sekaligus yang membawakan orasi ilmiah, Sespel LLDIKTI Wilayah IX Sulawesi dan Gorontalo, Andi Muhammad Amir, ketua Yayasan Pendidikan Gunung Sari Makassar dan pimpinan lembaga profesi keperawatan dan kebidanan Kota Makassar serta undangan lainnya.
Ketua Stikper Gunung Sari Makassar, Dr Pius Nalang, M.Kes, menyampaikan bahwa Stikper maupun Akbid Gunung Sari Makassar sekarang ini sudah bergabung menjadi Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKES) Gunung Sari Makassar.
Dikatakan, kehadiran Anggota Majelis Akreditasi BAN-PT, Prof Dr H Mansyur Ramly dan LLDIKTI Wilayah IX Sulawesi dan Gorontalo dalam acara wisuda Stikper dan Akbid Gunung Sari Makassar, bukan tanpa alasan. Tapi ini menunjukkan kalau organisasi Stikper dan Akbid Gunung Sari Makassar berjalan sehat dan dipercaya oleh masyarakat.
Kepercayaan masyarakat ini, karena Stikper dan Akbid Gunung Sari Makassar mampu menghasilkan lulusan yang berkualitas. Terbukti beberapa lulusannya telah menjadi pejabat tenaga kesehatan di beberapa wilayah.
Diantaranya di NTT, sejumlah alumni menjadi kepala Puskesmas dan bahkan ada yang sudah menjadi kepala rumah sakit. Dia juga mengatakan, Stikepr dan Akbid Gunung Sari tetap komitmen menjalankan aturan yang sebenar-benarnya dari Kemenristekdikti, termasuk tidak akan pernah mau membuka kelas jauh .
Dikatakan Pius Nalang, dalam pengembangan Stikes Gunung Sari Makassar kedepan, akan berencana membuka beberapa program studi baru, yakni D3 Gisi, S2 Kesehatan Masyarakat dan akan berjuang lagi untuk membuka program studi Farmasi.
Dia juga menyampaikan tantangan yang dihadapi perguruan tinggi khususnya yang menyelenggarakan pendidikan keperawatan dan kebidanan dengan perkembangan teknologi dan informasi yang begitu cepat perkembangannya itu sangat berat.
Meskipun tantangannya berat, sebut Pius Nalang, perkembangan teknologi informasi bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti apalagi untuk dihindari, tetapi justru dengan kemajuan teknologi ini bisa menjadi motivasi bagi tenaga kesehatan untuk l terus menerus melakukan inovasi – inovasi baru dalam pengembangan dirinya.
Sementara itu, Prof Dr H Mansyur Ramly dalam orasinya mengangkat tema mengantisipasi dan motivasi layanan kesehatan dalam era industry 4.0. Masnyur Ramly mengatakan, era industry 4.0 ditandai dengan perkembangan teknologi dan ini berdampak pada kehidupan kita termasuk perguruan tinggi. Aktivitas kita yang sudah mapan saat ini berubah menjadi suatu kehidupan yang baru.
Meskipun demikian sebut Mansyur Ramly secanggih apapun teknologi tidak akan pernah mangalahkan manusia. Dan apa yang harus dibuat agar kita tidak dikalahkan oleh perkembangan teknologi adalah dengan inovasi.
“Agar kita tidak dikalahkan pesatnya teknologi maka mari kita menemukan cara-cara baru untuk memberikan pelayanan yang lebih baik,”tandas Prof Mansyur Ramly.
Sementara Sespel LLDIKTI Wilayah IX Sulawesi dan Gorontalo, Andi Muhammad Amir, dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada pengelola maupun penyelenggara pendidikan Stikper dan Akbid Gunung Sari yang telah mengelola organisasinya dengan baik sehingga perguruan tinggi ini bisa dipercaya oleh masyarakat. (nasrullah)