
Selama ini dosen Kopertis IX serta dosen PTN di Kawasan Timur Indonesia (KTI) relatif minim terbitkan buku. Akibatnya, buku-buku terbitan dari penulis KTI, setiap tahun juga relatif terbatas dan masih dapat dihitung dengan jari tangan.
Kepala Perwakilan Penerbit Buku Nasional Rajawali Pers, Rusli Latukau, SE, kepada RBC, Kamis 27 Februari 2014 mengatakan, kurangnya naskah dari KTI salah satu penyebabnya karena akses informasi yang relatif terbatas. “Ada juga semacam rasa percaya diri yang kurang, sehingga kurang keberanian mengirim naskah buku ke redaksi,” tandas pria yang sudah 15 tahun menggeluti industri perbukuan di KTI ini.
Potensi naskah buku dari KTI termasuk cukup besar. Puluhan ribu dosen kampus PTS dan PTN tentu dengan hasil penelitian atau minimal karya tulis dalam penyelesaian jenjang studi magister dan doktor, itu semua berpeluang diterbitkan dalam bentuk buku.
Pria kelahiran Ambon 1977 mengungkapkan bahwa buku yang diterbitkan dalam tahun-tahun terakhir ini, dosen asal Unhas 15 orang, Unsrat Manado, (4), UIN Alauddin dan Universitas Pattimura masing-masing 2, sementara dari Kampusi Kopertis Wilayah IX, belum ada sama sekali. ” Ini tentu sangat memprihatinkan. Kami
ingin lebih banyak dosen di KTI ini yang mau menerbitkan buku yang mereka tulis, ” tutupnya. (ym/rbc)