
SEBAGAI aktris serba-bisa keturunan Tionghoa, Olga Lydia (37 th) cukup lama mendambakan peran sentral dalam film berlatar sejarah perjuangan. Karenanya, begitu ditawari Direktorat Kesenian dan Perfilman – Dirjen Kebudayaan dan Kemendikbud terlibat dalam FTV “Pahlawan Tak Pernah Mati” besutan Sutradara Kiki Broki yang bakal menayang Sabtu malam (14/12) pukul 20.00 – 21.30 mendatang di TVRI, model, presenter, bintang video klip, iklan, sinetron , film kelahiran Jakarta, 4 Desember 1976 ini, langsung menyambarnya.
“Akhirnya saya bisa melepas salah satu dahaga peran menantang lewat FTV yang berlatar kepahlawanan rakyat Surabaya yakni peristiwa 10 November 1945 ini,” papar Olga Lydia kepada RBC di Galery Indonesia Kaya – Grand Indonesia Jakarta Pusat, kemarin.
Menurut aktris bertinggi 171 cm dan berat 47 kg yang terakhir berakting memukau lewat film Xia Aimei, Soegija dan Brandal-Brandal Ciliwing (2012) ini, dirinya sangat mendambakan main dalam Surabaya 1945 lantaran film televise ini merupakan manifestasi tekad dan sumpah mempertaruhkan Proklamasi Kemerdekaan apapun taruhannya – sampai darah penghabisan. “Lewat peran Yasmin – pemilik sebuah stasiun radio swasta peninggalan keluarga, saya ingin menginsprirasi dan menularkan semangat pada masyarakat bahwa kesempatan dan panggilan jiwa plus sikap tak memikirkan diri sendiri akan mengantar seseorang menjadi pahlawan. Dan pahlawan bisa ada di mana saja dan pada setiap masa,” tandas Olga yang tetap harus peran menantang dan tengah mengincar peran menantang monster wanita.

“Tokoh monster tak ada di dunia. Kalau ada pihak produser dan sutradara menawarkan job peran menantang tersebut, pasti langsung saya sambar. Pasalnya, saya yakin peran langka dan sangat menantang tersebut saya wajib mengerahkan semua bakat dan kemampuan akting yang saya miliki secara maksimal,” tandas aktris jebolan Fakultas Teknik Sipil Universitas Parahyanan Bandung tahun 1994 yang yang pertama merambah akting lewat sinetron Lo Fen Koei (RCTI) dan Film Horor 12 AM lansiran 2005 itu.
Sebelumnya dalam jumpa pers Bambang Sulistomo – putra Bung Tomo – tokoh sentral peristiwa heroik 10 November berkomentar, pengorbanan pahlawan itu melebihi kemampuannya sebagai seorang manusia. “Kebetulan saja orangtua saya seperti tukang kompor member semangat kepada para pejuang Surabaya untuk mempertahankan kemerdekaan sampai titik darah penghabisan. Sebagaimana jutaan pahlawan nasional yang tak dikenal di seluruh Indonesia, almarhum juga mempunyai kerelaan dan kecintaan sangat besar kepada negaranya,” ujarnya.
FTV Pahlawan Tak Pernah Mati yang skenarionya ditulis Adrian Alovian, berdurasi satu setengah jam, juga dibintangi Didi Petet (tokoh Haryono), Nungki Kusumastuti (Oma Putri), Erwin Cortecz (Asvi) dan Teddy Prangi (Tomi). * (naskah dan foto – ata)