
Makassar RBC.– Perilaku generasi muda dewasa ini sangat memperhatinkan, sangat terlalu mudah terhasut, sehingga sangat gampang untuk melakukan tindakan anarkhi mengarah pada kriminalitas tanpa memikirkan resiko yang ditimbulkan. Demikian ditegaskan mahasiswa S3 Sosiologi PPs Universitas Negeri Makassar, Drs.H.Abdullah Rachim, M.Si di Makassar, Selasa 27 Januari 2015.
Dijelaskan, kondisi demikian harus dicarikan solusinya terutama terkait dengan masalah karakter. Sistem pendidikan secara konseptual cukup rasional dan dapat diterima, tapi implementasinya sangat jauh dari yang diharapkan, tegas Sekretaris Lembaga Penjaminan Mutu (LPM) Universitas Satria Makassar ini.
Dia mengambil contoh dalam sistem penilaian, ditekankan anak didik harus mendapatkan nilai tinggi, dalam hal ini ujian nasional. Menghadapi ini maka yang banyak pusing adalah kepala sekolahnya. Berpikir, bagaimana murid-muridnya semuanya bisa lulus dengan mendapatkan nilai yang tinggi, kata mantan ketua BPM FPIPS IKIP Periode 1982-1984
Para guru itu beberapa di antaranya melakukan dengan segala cara agar muridnya lulus dan mendapatkan nilai tinggi. ” Inilah sebenarnya salah satu yang membuat anak-anak sekarang tidak berkarakter. Malas belajar dan malah lebih senang keluyuran sebab berpikir pada akhirnya juga lulus,”ujar mantan ketua HMI Cabang Makassar periode 1984-1986.
Ditambahkan,agar anak-anak didik kita ini tidak rusak maka tanggungjawab dunia pendidikan adalah harus bisa mempertahankan nilai budaya leluhur. Sebab sekarang ini betapa kuatnya pengaruh budaya dari luar, terutama budaya birokrasi dan materialism, tandas
Abdullah Rahim, dikalangan teman-temannya dikenal sosok pribadi yang menarik, mudah bergaul dengan siapa saja itu mungkin karena pengalamannya di organisasi, baik di kampus, diorganisasi kemasyarakatan, dan bahkan di organisasi politik, dan terakhir pernah menjadi ketua tim seleksi caleg PAN Sulsel periode 2009 lalu.(ym)